logo

FX.co ★ Konflik Timur Tengah: tiga ancaman utama bagi ekonomi global

Konflik Timur Tengah: tiga ancaman utama bagi ekonomi global

Sejak minggu lalu, ketegangan di Timur Tengah berubah kian parah ke tingkat yang baru. Konflik berkepanjangan antara Israel dan Iran telah berubah menjadi konfrontasi militer skala penuh yang melibatkan serangan terhadap target strategis serta pengerahan eatusan drone tempur dan pesawat militer. Krisis ini telah meluas melampaui batas regional dan kini mengancam secara serius mengganggu stabilitas ekonomi global. Berikut adalah tiga risiko utama yang perlu diwaspadai:

Konflik Timur Tengah: tiga ancaman utama bagi ekonomi global

Lonjakan pada harga minyak

Konflik bersenjata di Teluk Persia telah memicu lonjakan tajam pada harga minyak di tengah kekhawatiran yang semakin besar terhadap gangguan pasokan. Kekhawatiran utama bersumber pada Selat Hormuz, jalur strategi penting tempat sekitar 20% pasokan minyak dunia melintas setiap hari. Apabila selat ini ditutup atau bahkan dibatasi sebagian, pasar global bisa menghadapi kekurangan minyak mentah yang parah. Bahkan tanpa blokade nyata, peningkatan eskalasi konflik saja sudah cukup mengguncang para pedagang, meningkatkan kenaikan harga, dan memperkuat tekanan inflasi terhadap ekonomi global.

Konflik Timur Tengah: tiga ancaman utama bagi ekonomi global

Tekanan terhadap pasar ekuitas

Ketidakstabilan geopolitik telah memberikan dampak langsung terhadap bursa saham global. Para investor mulai mengamankan keuntungan, menarik dana dari aset berisiko, dan mengalihkan modal ke instrumen yang dianggap aman. Di tengah meningkatnya ketidakpastian, sektor teknologi, pariwisata, dan konsumsi mengalami tekanan, sementara aset pertahanan dan komoditas mulai menguat. Apabila konflik terus meningkat, hal ini dapat memicu pelarian modal besar-besaran dari pasar negara berkembang, memperparah aksi jual, dan mengguncang sistem keuangan di negara-negara yang sangat bergantung pada arus dana eksternal.

Konflik Timur Tengah: tiga ancaman utama bagi ekonomi global

Risiko stagflasi


Lonjakan harga energi di tengah gejolak geopolitik menimbulkan kekhawatiran akan stagflasi, yaitu kombinasi antara inflasi tinggi dan pertumbuhan ekonomi yang melambat. Kenaikan harga minyak yang terus berlanjut mendorong biaya produksi dan transportasi melonjak, mengikis daya beli konsumen, serta melemahkan permintaan. Hal ini mengancam untuk menghentikan pemulihan global yang terjadi setelah pandemi dan krisis energi tahun 2022 akibat perang Rusia-Ukraina. Eskalasi lebih lanjut dapat menyebabkan periode tekanan harga yang berkepanjangan serta aktivitas bisnis kian lesu.

Buka daftar artikel Buka akun trading